Belut Itu Ular atau Ikan? Ini Jawaban Ilmiahnya

Belut Itu Ular – Tubuhnya panjang, licin, dan melata di dasar lumpur. Sekilas, siapa pun pasti akan mengira bahwa belut adalah sejenis ular. Tidak sedikit orang yang langsung merasa jijik atau panik saat melihatnya, padahal kenyataannya belut bukanlah ular. Bentuknya memang menyerupai reptil yang menakutkan itu, tapi secara ilmiah, belut berada di kelas yang sangat berbeda.

Belut adalah ikan. Ya, ikan! Meskipun ia tidak memiliki sirip seperti ikan pada umumnya dan berenangnya pun tidak seperti ikan hias di akuarium, belut tetap termasuk dalam kelompok pisces atau ikan sejati. Lebih tepatnya, belut adalah bagian dari famili Synbranchidae dan Anguillidae, tergantung pada jenisnya. Ciri-ciri inilah yang menegaskan bahwa belut bukan reptil, apalagi thailand slot.

Mengapa Banyak Orang Terkecoh?

Penyebab utama kesalahan persepsi ini adalah penampilan fisik belut. Tanpa sirip yang menonjol, tanpa sisik yang mencolok, serta pergerakan tubuhnya yang meliuk-liuk membuatnya sangat mirip dengan ular air. Tambahkan fakta bahwa ia hidup di area berlumpur, rawa, sawah, dan bahkan got, semakin memperkuat asumsi banyak orang bahwa makhluk ini adalah sejenis ular kotor.

Namun, ada perbedaan mencolok. Ular bernapas dengan paru-paru, sementara belut bernapas menggunakan insang seperti ikan lainnya. Belut juga mengalami proses metamorfosis dan bertelur seperti ikan kebanyakan. Sementara ular adalah hewan berdarah dingin dari kelas reptilia yang melahirkan atau bertelur, dan sama sekali tidak bisa hidup sepenuhnya di dalam air seperti belut.

Struktur Tubuh yang Membingungkan

Salah satu hal menarik dari belut adalah anatominya. Ia memiliki tubuh silindris memanjang tanpa sisik yang terlihat jelas, kulitnya licin karena dilapisi lendir, dan tidak memiliki sirip ekor atau punggung yang besar. Inilah yang membuatnya tidak menyerupai kebanyakan ikan air tawar lain. Bahkan, belut dewasa cenderung kehilangan sirip dada dan anal, menyisakan tubuh polos yang benar-benar terlihat seperti ular.

Namun, belut memiliki organ dalam seperti gelembung renang yang khas ikan, serta struktur tulang dan sistem pernapasan berbasis insang. Beberapa jenis belut bahkan bisa mengambil oksigen langsung dari udara, melalui kulit atau lapisan mukosa mulutnya, memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan berlumpur dengan kadar oksigen rendah.

Fungsi Ekologis dan Peran di Lingkungan

Dalam ekosistem perairan, belut memegang peran penting sebagai predator kecil. Ia memangsa serangga air, cacing, krustasea, dan hewan kecil lainnya di dasar lumpur. Di sawah, belut justru membantu petani dengan membasmi hama-hama kecil secara alami. Tapi karena tubuhnya yang mirip ular, banyak yang cenderung ingin mengusirnya atau bahkan membunuhnya karena merasa takut.

Sikap ini sepenuhnya keliru. Belut bukan hewan berbahaya. Ia tidak berbisa, tidak menyerang manusia, dan justru punya peran ekologis yang penting. Menganggapnya sebagai ular hanya karena bentuknya adalah contoh betapa penampilan bisa mengecoh persepsi logis kita.

Nilai Gizi Tinggi yang Terlupakan

Selain dari sisi biologis, belut juga punya nilai ekonomi yang tinggi. Dagingnya dikenal kaya akan protein, zat besi, dan vitamin A. Di berbagai daerah di Indonesia, belut adalah bahan makanan populer yang bisa digoreng, dibakar, bahkan dijadikan keripik. Ironisnya, banyak orang masih enggan menyantap belut hanya karena penampilannya yang ‘menyeramkan’.

Di sisi lain, beberapa negara Asia, seperti Jepang, sangat menghargai belut sebagai makanan premium. Di negeri sakura, belut (unagi) dianggap makanan bergizi tinggi dan disajikan dalam restoran kelas atas. Bandingkan dengan stigma di Indonesia yang masih melekatkan belut pada gambaran ‘jorok’ dan ‘ular’.

Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan

Kesimpulan dari pemaparan ilmiah ini sangat jelas: belut adalah ikan, bukan ular. Penampilan memang bisa menipu, tapi ilmu pengetahuan membongkar semua kedoknya. Menyamakan belut dengan ular hanya karena visual adalah bentuk malas berpikir kritis. Sudah saatnya masyarakat menghapus stigma salah kaprah ini, terutama karena belut bukan hanya berguna, tapi juga bernilai tinggi dari sisi ekologi, gizi, dan ekonomi.